Sabtu, 25 November 2017

TUGAS 3 SOFTSKILL ETIKA PROFESI AKUNTANSI "Analisis Laporan Keuangan PT ACE HARDWARE "

Nama   : Adiza Larasati
NPM   : 2B216913
Kelas   : 4EB31(Transfer)
Tugas   : Etika Profesi Akuntansi # (TUGAS 3)

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PT. ACE HARDWARE INDONESIA TBK

A.   Sejarah Singkat PT ACE HARDWARE


ACE Hardware adalah salah satu perusahaan yang memproduksi perabot terkemuka di Amerika Serikat. ACE Hardware pertama kali didirikan pada pada tahun 1924 oleh Richard Hesse, E. Gunnard Lindquist, Frank Burke, dan Oscar Fisher. Perusahaan ini bermarkas di kota Chicago, Illinois, Amerika Serikat.
Ace Stores Inc didirikan untuk memusatkan kegiatan jual-beli sejak tahun 1928. Setelah salah satu pendirinya, Hesse pensiun tahun 1973, ACE kemudian dijual kepada retailer dan menjadi koperasi. Dengan ini pemilik independen menjadi agen-pemilik dan pemegang saham di perusahaan karena ini merupakan co-sponsorship (co-op) dan bukan merupakan waralaba (franchise). Dengan sistem ini setiap toko Ace Hardware terlihat berbeda dengan toko lainnya. 
Sejak tahun 1997, ACE Hardware telah berkembang menjadi salah satu jaringan produsen perabotan rumahan terkemuka dengan 39 cabang nasional. ACE Hardware dan sekarang telah diperluas dengan tiga ACE Builders Centers dan masih terus berkembang.
Produk utama ACE Hardware dapat disimpulkan dalam lima kategori barang rumah, antara lain Paints and Sundries, Perlistrikan dan Saluran Air, Hardware and Power Tools, Bahan material bangunan, dan Outdoor Merchandising. ACE merupakan afiliasi dari perusahaan SM Group. Di Indonesia sendiri, ACE telah dibuka di Living World Mall Alam Sutera yang terletak di Tangerang Selatan yang dibangun di atas tanah seluas  14.695 meter persegi. Hingga tahun 2011, total terdapat 52 toko ACE yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia.
B.   Analisis Rasio Keuangan
1.    Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Rasio yang biasa digunakan yaitu:
a.    Current Ratio
Current ratio (rasio lancar) yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar
dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dibayar dengan memakai
hutang lancar. Rasio lancar yang ideal adalah 200% atau 2:1. Artinya, jumlah aktiva lancar adalah dua kali dari hutang lancar atau setiap satu rupiah hutang lancar harus dapat dijamin sedikitnya dengan dua rupiah aktiva lancar.
Rumus:


Analisis:
Dilihat dari perhitungan current ratio, pada tahun 2016 setiap hutang lancar Rp. 100,- dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp. 726,- Artinya perusahaan memiliki kemampuan yang cukup baik untuk membayar hutang lancarnya dengan asset lancar yang tersedia. Hal ini di tunjukkan tingkat rasionya yang melebihi 200% yang merupakan standar rasio cepat yang baik.

b.    Quick Ratio
Dengan rasio cepat berarti likuiditas perusahaan diukur dengan menggunakan unsur-unsur aktiva lancar yang likuid, dengan cara tidak mempertimbangkan yangkurang likuid seperti persediaan. Rasio cepat yang ideal adalah 100%, yaitu dianggap cukup memuaskan di dalam perusahaan, apabila kurang dari 100% maka dianggap kurang baik dalam tingkat likuiditasnya.
Rumus:
 
Analisis:
Dilihat dari perhitungan quick ratio, perusahaan memiliki kemampuan yang cukup baik untuk membayar hutang lancarnya dengan asset yang lebih likuid. Karena angka quick ratio perusahaan masih di atas 100%, artinya perusahaan masih memiliki kemampuan yang cukup baik.
c.    Cash Ratio
Cash ratio digunakan untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan surat berharga yang segera dapat diuangkan. Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan dengan total utang lancar. Tidak terdapat standar khusus pada rasio kas sehingga penilaiannya tergantung kebijakan perusahaan.
Rumus:
 
Analisis:
Dilihat dari perhitungan cash ratio pada tahun 2016 , rasio kas perusahaan mencapai 100% yang artinya persahaaan memiliki uang tunai yang cukup untuk melunasi utang lancarnya. Artinya perusahaan masih memiliki kemampuan yang cukup baik.

d.    Working Capital to Total Asset Ratio
Working Capital to Total Asset (WCTA) Ratio adalah Rasio yang mengukur likuiditas dari total aktiva dan pasar modal kerja neto dari jumlah aktiva.
Rumus:
 

2.    Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu. Salah satu pengukuran rasio profitabilitas ialah Net Profit Margin. Net Profit Margin merupakan keuntungan penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan. Net Profit Margin mengukur sejauh mana kemampan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.
Rumus:
 
Analisis:
Pada tahun 2016 setiap Rp. 100,- penjualan yang dilakukan atas aset perusahaan mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 14,3,- . Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan baik.
3.    Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang menunjukkan keefektifan sebuah perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini digunakan untuk menilai seberapa efisien perusahaan dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya yang dimilikinya. Salah satu pengukuran rasio aktivitas ialah Total Asset Turnover. Total Asset Turnover merupakan rasio yang megukur tingkat efisiensi dan efektivitas dari perputaran maupun pemanfaatan total aktiva dalam menghasilkan penjualan.
Rumus:
 
Analisis:
Total assets turnover digunakan untuk mengukur efektifitas penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aktiva dalam menghasilkan pendapatan.semakin tinggi total assets turnovernya maka akan semakin baik.artinya perusahaan menciptakan penjualan yang cukup tinggi terlihat pada kemampuan aset tetap yang dimiliki perusahaan.
4.    Rasio Leverage
Rasio leverage digunakan untuk mengindikasi pengembangan yang diekspos perusahaan atas risiko keuangannya. Salah satu pengukuran rasio leverage ialah Total Debt to Total Assets. Total Debt to Total Assets merupakan bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin kewajiban (hutang).
Rumus:
 
Analisis:
Debt ratio berguna untuk mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Dilihat dari perhitungan debt to total assets ratio, komposisi hutang terhadap total asset relative aman karena masih dibawah 100%, yang artinya jumlah hutang jauh lebih rendah dari total asset.


C.   Cost Of Capital (Biaya Modal)
Biaya Modal (COC) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanani suatu investasi atau operasi perusahaan. Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan.
Komponen biaya modal terdiri dari :
1.    Cost of Debt (Biaya Hutang)
Biaya hutang dapat didefinisikan sebagai bagian yang harus diterima dari suatau investasi agar tingkat hasil minimum para kreditor terpenuhi. Jika perusahaan menggunakan obligasi sebagai sarana untuk memperoleh dana dari hutang jangka panjang, maka biaya hutang adalah sama dengan Kd atau Yield To Maturity (YTM) yaitu tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemegang atau pembeli obligasi. Biaya hutang dapat dicari dengan cara:

                                                ki = k(1 - t)     
                       
Dengan cara lain, cost of debt bisa ditentukan dengan rumus :
                        ki         = Ct / I0 (1 – t)
Keterangan :
Ki         : biaya utang
Ct        : biaya modal utang konstan
I0         : arus kas penerbitan surat berharga
K          : internal rate of return or yield
T          : marginal tax rate

Karena pada PT. ACE HARDWARE tidak terdapat hutang obligasi maka misal dapat diambil contoh sebagai berikut:

Apabila perusahaan dapat menjual obligasi dengan jangka waktu 20 tahun dengan coupon rate sebesar 9%, coupon rate dan nilai arus kas bersih atau (after underwriting expenses) sebesar Rp1.000.000,- dengan nilai obligasi sebesar Rp1.000.000,- , nilai k diperkirakan 9%. Dengan asumsi tarif pajak 30%, maka berapa besarnya biaya modal utang.
Jawab :
ki         = k(1 – t)
ki         =9% (1 – 0,3) = 6,3%

Biaya hutang ini merupakan biaya hutang sebelum pajak (pre-tax cost). Dalam menghitung WACC, yang relevan adalah biaya hutang setelah pajak (after-tax cost debt).

Biaya hutang sesudah pajak = Biaya hutang sebelum pajak x (1 - tingkat pajak)


2.    Cost of Preferred Stock (Biaya Saham Preferen)
Biaya modal dari saham preferent (cost of preferred stock) merupakan fungsi dari besarnya dividen yang ditentukan. Oleh karena saham preferen tidak memiliki jatuh tempo.
Biaya saham preferensi dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

KP = DP/PN
                        Dimana:
KP       : Biaya saham preferen
Dp       : Deviden saham preferen
Pn        :Harga saham preferen bersih yang diterima (harga setelah    dikurangi flotation cost)


3.    Cost of Equity (Saham Biasa dan Laba ditahan)
Biaya modal saham biasa dan laba ditahan atau sering disatukan menjadi biaya modal sendiri (biaya ekuitas) atau kadang-kadang disebut biaya modal saham biasa saja. Biaya modal ekuitas merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang memperoleh dana dengan menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi. Rumusnya sebagai berikut:

r s = D1 / P0 + g

Dimana :
rs         : Biaya modal ekuitas
D1       : Deviden saham yang diharapkan pada tahun pertama
P0        : Harga saham saat ini
g    : Tingkat pertumbuhan
·         Biaya Laba Ditahan (Cost of Retained Earning) 
Biaya laba ditahan adalah sama dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada saham biasa perusahaan yang bersangkutan. Dasarnya adalah prinsip opportunity cost. Jika laba tidak ditahan, laba tersebut dibagiakan dalam bentuk deviden. Jika laba tersebut ditahan berarti  pemegang saham menginvestasikan kembali laba yang menjadi haknya  ke perusahaan (flow back fund)
Ada tiga cara menaksir biaya modal laba ditahan:
a.    Pendekatan CAPM
                        Ks = bunga bebas risiko + premi risiko
                        Ks = krf + bi (km – krf) 
Dimana:
Ks        : tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham perusahaan I,
Krf       : bunga bebas risiko
Km      : tingkat keuntungan yang disyaratkan pada portofolio pasar
Bi         : beta saham perusahaan i.

b.    Pendekatan discounted cash flow
Model yang digunakan untuk estimasi  adalah Gordon Model:
D1
Po =   ———–
Ks – g
Maka,                         
D1 
Ks =  ———–  + g 
Po
D1       : Deviden akhir periode
Po        : Harga saham awal periode
g          : tingkat pertumbuhan deviden.


c.    Pendekatan bond yield plus risk premium

Ks = tingkat keuntungan obligasi perusahan + premi risiko 

·         Biaya Saham Biasa Baru (Cost of New Common Stock) 
Biaya modal saham biasa baru biasanya lebih tinggi dari biaya modal laba ditahan, karena penjualan saham baru memerlukan biaya emisiatau flotation cost. Biaya emisi akan mengurangi penerimaan perusahaan dari penjualan saham.
                        D1 
Ksb =  —————–  + g 
Po (1 –FC)
Dimana:
Ksb      : biaya saham biasa baru
FC       : flotation cost

4.     Weighted  Average Cost of Capital/WACC (Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang)
Biaya keseluruhan dari permodalan korporasi adalah rata-rata tertimbang dari setiap biaya modal, dengan menimbang proporsi dari setiap tipe penggunaan modal, yaitu seperti berikut ini.
Rumus:
WACC = Wd . k(1 – T) + Ws . Ks

Dimana:
WACC : Biaya modal rata-rata tertimbang
Wd         : Proporsi hutang dalam struktur modal
kd           : Biaya hutang (cost of debt)
Ws       : Proporsi saham biasa dalam struktur modal
Ks        : Tingkat  pengembalian yang diinginkan investor

LAMPIRAN:

  









Sumber:
https://profil.merdeka.com/mancanegara/a/ace-hardware/
https://text-id.123dok.com/document/6qm3o47y-analisis-laporan-keuangan-pt-ace-hardware-indonesia-tbk-yang-terdaftar-di-bursa-efek-indonesia.html
http://www.acehardware.co.id/id/about/page/financial_reports/86

Rabu, 25 Oktober 2017

TUGAS 2 SOFTSKILL ETIKA PROFESI AKUNTANSI "Analisis Laporan Keuangan"

Nama   : Adiza Larasati
NPM   : 2B216913
Kelas   : 4eb31(Transfer)
Tugas   : Etika Profesi Akuntansi # (TUGAS 2)

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT SAMPOERNA
A.    Profil PT Sampoerna
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (perusahaan) didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Oktober 1963 berdasarkan Akta Notaris Anwar Mahajudi, S.H., Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat Keputusan No. J.A.5/59/15 tanggal 30 April 1964 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 94 tanggal 24 Nopember 1964, Tambahan No. 567. PT. Hanjaya Mandala Sampoerna (IDX: HMSP) adalah perusahaan rokok terbesar ketiga di Indonesia. Perusahaan ini sebelumnya merupakan perusahaan yang dimiliki keluarga Sampoerna, namun sejak Maret 2005 kepemilikan mayoritasnya berpindah tangan ke Philip Morris, perusahaan rokok terbesar di dunia dari AS, mengakhiri tradisi keluarga yang melebihi 90 tahun. Ruang lingkup kegiatan perusahaan ini meliputi industri dan perdagangan serta investasi saham pada perusahaan-perusahaan lain.
Kegiatan produksi rokok secara komersial telah dimulai pada tahun 1913 di Surabaya sebagai industri rumah tangga. Pada tahun 1930, industri rumah tangga ini diresmikan dengan dibentuknya NVBM Handel Maatscapij Sampoerna. Perusahaan berkedudukan di Surabaya dengan kantor pusat yang berlokasi di jl. Rungkut Industri Raya di Surabaya, Pandaan, Malang, dan Kerawang. Perusahaan juga mempunyai kantor korporasi di Jakarta. Pada akhir tahun 2007, jumlah karyawan PT HM Sampoerna Tbk. dan anak perusahaan mencapai sekitar 30 ribu orang. Perseroan mengoperasikan lima pabrik rokok di Indonesia, yakni satu pabrik sigaret kretek mesin berlokasi di Pandaan, tiga pabrik sigaret kretek tangan berlokasi di Surabaya dan satu di Malang. Pada tahun 2007, PT HM Sampoerna Tbk. juga menjalin kerja sama dengan 37 Mitra Produksi Sigaret (MPS) yang memproduksi sigaret kretek tangan di berbagai wilayah di pulau Jawa. Ke-37 MPS tersebut mempekerjakan hampir 65 ribu karyawan. Perseroan menjual dan mendistribusikan rokok melalui 59 kantor penjualan anak perusahaannya--PT Perusahaan Dagang dan Industri Panamas (“PT Panamas”)--dan melalui agen-agen rokok yang tersebar di Indonesia. Sejak bulan Februari 2005, PT Panamas ditunjuk sebagai distributor oleh PT Philip Morris Indonesia untuk menjual dan mendistribusikan rokok putih merek Marlboro dan merek-merek lainnya. Selain PT Panamas, Perseroan juga memiliki sejumlah anak perusahaan yang kegiatan usahanya mendukung usaha produksi dan pemasaran rokok Perseroan, antara lain PT Handal Logistik Nusantara, yang bergerak dalam jasa ekspedisi dan pergudangan, dan PT Sampoerna Printpack, yang bergerak dalam bidang percetakan dan industri produk kemasan.
Pada tanggal 31 Desember 2009, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk dan anak perusahaan bersama-sama disebut “Grup”, karena memiliki kurang lebih 28.300 orang karyawan tetap. Pada tahun 1990 perusahaan melakukan penawaran umum saham sebanyak 27.000.000 lembar dengan nilai nominal sebesar Rp.1000 (Rupiah penuh) per saham melalui Bursa Efek Indonesia dengan harga penawaran sebesar Rp.12.600 (Rupiah penuh) per saham. Sejak saat itu, perusahaan telah melaksanakan transaksi-transaksi yang berkaitan dengan modal saham.


Perhitungan dalam Analisis Laporan Keuangan (dalam jutaan rupiah)
1. Total Sales 2013 (Pendapatan Neto) = Rp  75.025.207
2. Total Assets 2013 = Rp. 27.404.594
3. Earning Power (Noi / OA) = Rp 14.509.710 / Rp 4.708.669 = 3,08148 = 308.148 %
(caranya Laba sebelum pajak / Other Assets)
4. Rate of Return for the Owners = Rp 10.807.957 / Rp. 438.300 =  24,65881 = 2465.881%
(caranya Laba setelah pajak / Modal Saham)


B.     Analisis Laporan Keuangan
Pada penulisan ini akan dijelaskan tentang cara analisis laporan keuangan menggunakan rasio likuiditas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas guna mengukur kinerja keuangan perusahaan.
Berikut adalah data dari PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk berupa Laporan Posisi  Keuangan (Neraca) dan Laporan Laba Rugi 31 Desember 2012 dan 2013.
  1. Laporan Posisi Keuangan PT Hanjaya Mandala Sampoerna:



  1. Laporan Laba Rugi PT Hanjaya Mandala Sampoerna:

  1. Current Ratio(CR)
Current Ratio merupakan rasio likuiditas. Current Ratio yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Rasio ini paling sering digunakan untuk mengukur kemampuan membayar hutang jangka pendek total, karena mununjukkan seberapa besar tuntutan kreditur jangka pendek yang dapat dipenuhi oleh aktiva yang diharapkan dapat menjadi kas dalam periode yang hampir sama dengan masa jatuh tempo tuntutan tersebut (Murti, 2011).
Aktiva lancar yang dimaksud terdiri dari kas, surat berharga, piutang dagang, dan persediaan sedangkan kewajiban lancar terdiri dari utang dagang, wesel bayar jangka pendek ; utang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun, pajak penghasilan yang terutang, dan beban-beban lain yang terutang (terutama gaji dan upah).
Semakin tinggi current ratio berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek (Sartono, 2001).  CR merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. CR dapat dihitung dengan formula sebagai berikut : (Prastowo, 2011)
CR =    Aktiva Lancar
                               
Utang Lancar
Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuiditas dan sebaliknya jika perusahaan yang current ratio-nya terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana yang menganggur pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan laba perusahaan (Murti, 2011). Current ratio yang tinggi bisa disebabkan oleh kondisi perdagangan yang kurang baik atau manajemen yang yang bobrok. Dalam masa resesi pihak manajemen mungkin enggan mengganti barangnya. Dengan demikian, persediaan barang dan utang dagang ditekan sampai tingkat yang paling rendah, atau saldo piutang yang terlalu besar karena adanya kebijakan kredit dan penagihan yang kurang efektif.
Pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk diketahui sebagai berikut :
Tahun 2012 :                                                                           Tahun 2013:
CR =   21.128.313.000.000                                                    CR =   21.247.830 000.000
                                                                                                                                             
11.897.977.000.000                                                                12.123.790.000.000
= 1,78  : 1 atau 178%                                                              = 1,75 : 1 atau 175%
Berarti Kemampuan untuk membayar utang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancer. Setiap utang lancar Rp. 1,00 dijamin oleh aktiva lancar Rp 1,78 pada tahun 2012 dan Rp 1,75 pada tahun 2013.
  1. Definisi Return on Assets (ROA)
Return on assets merupakan rasio profitabilitas. Return on assets juga sering disebut sebagai Return on Investment (ROI). Return on Assets mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Rasio ini mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya dan dapat dibandingkan dengan tingkat bunga bank yang berlaku (Prastowo, 2011).
Return on Assets (ROA) atau sering disebut Return on Investment (ROI).  ROI merupakan salah satu bentuk rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan (Sunardi, 2010). Dengan demikian, rasio ini membandingkan keuntungan yang diperoleh dari sebuah kegiatan operasi perusahaan (net operating income) dengan jumlah investasi atau aktiva (net operating assets) yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut.
ROA dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :
ROA= Keuntungan Neto sesudah pajak
                                                     
Jumlah Aktiva
ROA mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih setelah pajak dan total asset yang digunakan untuk operasional perusahaan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak (Stella, 2009). Hal ini akan menarik investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut.
Pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk diketahui sebagai berikut :
Tahun 2013:                                                                Tahun 2012:
ROA = 10.807.957.000.000                                       ROA = 9.805.421.000.000
                                                                                                                  
27.404.594.000.000                                                  26.247.527.000.000
= 0,39 atau 39%                                                          = 0,37 atau 37%
Artinya, perusahaan berada pada zona aman. Karena, menurut surat ketetapan BI No.23/67/KEP/DIR nilai batas minimal ROA adalah 1%. Jika nilai ROA berada dibawah 1% maka perusahaan berada di zona tidak aman.
  1. Definisi Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equiy Ratio merupakan rasio solvabilitas atau financial leverage ratio yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Prastowo, 2011). Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar resiko yang dihadapi dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi dan rasio yang tinggi juga menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva.
DER merupakan perbandingan antara total hutang yang dimiliki perusahaan dengan total ekuitasnya. DER dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :
DER =       Total Utang
                           
Total Modal Sendiri
DER yang terlalu tinggi menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin berat (Stella,2009). DER akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan menyebabkan apresiasi dan depresiasi harga saham, DER yang terlalu tinggi mempunyai dampak buruk terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat hutang yang semakin tinggi berarti beban bunga perusahaan akan semakin besar dan akan mengurangi keuntungan (Hernendiastoro, 2005).
Pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk diketahui sebagai berikut :
Pada Tahun 2012:                                                       Pada Tahun 2013
DER = 12.939.107.000.000                                        DER = 13.249.559.000.000
                                                                                                                    
13.308.420.000.000                                                    14.155.035.000.000
= 0,97 : 1 atau 97%                                                     = 0,94 : 1 atau 94%
Artinya, Bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. Pada tahun 2012 Rp 97,00 dari setiap rupiah modal sendiri menjadi jaminan utang dan pada tahun 2013 Rp 94,00 dari setiap rupiah modal sendiri menjadi jaminan utang.
Pada buku The Investing Policy (TIP), penulis mengatakan bahwa batas kewajaran utang suatu perusahaan adalah maksimal tiga kali dari modalnya, atau DER-nya 300% dan dengan catatan utang-utang tersebut bukan merupakan utang ‘berbahaya’.
KESIMPULAN
Laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasiyang cukup penting untuk mengambil keputusan yang bersifat ekonomi.
Analisa laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan teknik analisa pada laporan keuangan dan data keuangan dalam rangka untukmemperoleh ukuran-ukuran dan hubungan yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan.
Current Ratio yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Rasio ini paling sering digunakan untuk mengukur kemampuan membayar hutang jangka pendek total, karena mununjukkan seberapa besar tuntutan kreditur jangka pendek yang dapat dipenuhi oleh aktiva yang diharapkan dapat menjadi kas dalam periode yang hampir sama dengan masa jatuh tempo tuntutan tersebut (Murti, 2011).
Return on Assets (ROA) atau sering disebut Return on Investment (ROI).  ROI merupakan salah satu bentuk rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan (Sunardi, 2010). Dengan demikian, rasio ini membandingkan keuntungan yang diperoleh dari sebuah kegiatan operasi perusahaan (net operating income) dengan jumlah investasi atau aktiva (net operating assets) yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut.
Debt to Equiy Ratio merupakan rasio solvabilitas atau financial leverage ratio yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Prastowo, 2011). Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar resiko yang dihadapi dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi dan rasio yang tinggi juga menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva.


Rabu, 20 September 2017

TUGAS 1 SOFTSKILL ETIKA PROFESI AKUNTANSI "Kasus Pelanggaran Etika Profesi Akuntansi"


“Kasus Suap SKK MIGAS Oknum BPK Kecipratan Uang Panas Rudi Rubiandini”

Nama   : Adiza Larasati
NPM   : 2B216913
Kelas   : 4EB31 (Transfer)

A.    Pengertian Etika Profesi Akuntansi
Etika Profesi Akuntansi yaitu suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia terhadap pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai Akuntan.

B.   Prinsip Etika Profesi Akuntan menurut IAI

            1. Tanggung Jawab Profesi 
Ketika melaksanakan tanggungjawabnya sebagai seorang profesional, setiap anggota harus mempergunakan pertimbangan moral dan juga profesional didalam semua aktivitas/kegiatan yang dilakukan. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peranan tersebut, anggota memiliki tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka.
2. Kepentingan Publik
Setiap anggota harus senantiasa bertindak dalam krangka memberikan pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan yang diberikan publik, serta menunjukkan komitmennya sebagai profesional. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan.
3.      Integritas
Integritas adalah suatu kesatuan yang mendasari munculnya pengakuan profesional. Integritas merupakan standart bagi teknisi akuntansi dalam menguji semua keputusan yang di ambil serta menjadi kualitas yang mendasari kepercayaan publik. Guna memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, tiap tiap anggota wajib memenuhi tanggungjawabnya sebagai profesional dengan menjaga tingkat integritasnya.
4.      Obyektivitas
Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur, tidak berprasangka atau bias. Dan tiap individu berkeharusan untuk menjaga tingkat keobyektivitasnya dan terbebas dari benturan-benturan kepentingan dalam menjalankan tugas kewajiban profesionalnya.
5.      Kompetensi dan sifat kehati-hatian professional
Tiap anggota harus menjalankan jasa profesional dengan kehati hatian, kompetensi dan ketekunan serta memiliki kewajiban memepertahankan keterampilan profesional pada tingkatan yang dibutuhkan guna memastikan bahwa klien mendapatkan manfaat dari jasa profesional yang diberikan dengan kompeten berdasar pada perkembangan praktek, legislasi serta teknik yang mutahir.
6.      Kerahasiaan
Anggota harus menghormati kerahasiaan informasi selama melaksanakan jasa profisional dan juga tidak boleh menggunakan ataupun mengungkapkan informasi tersebut jika tanpa persetujuan terlebih dahulu kecuali memiliki hak ataupun kewajiban sebagai profesional atau juga hukum untuk mengungkapkan informasinya.
7.      Perilaku Profesional
Tiap anggota wajib untuk berperilaku konsisten dengan reputasi yang baik dan menjauhi perbuatan atau tingkah laku yang dapat mendiskreditkan atau mengurangi tingkat profesi.
8.      Standar Teknis
Setiap anggota harus menjalankan jasa profesionalitasnya sesuai dengan standar tehknis dan standard profesional yang berhubungan/relevan. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh IAI, International Federation of Accountants, badan pengatur, dan peraturan perundang- undangan yang relevan. Tiap tiap anggota memiliki kewajiban melaksanakan penugasan dari klien, selama penugasan tersebut tidak berseberangan dengan prinsip integritas dan prinsip objektivitas.


C.   Aturan Etika
1.      Standar umum dan prinsip akuntansi
2.      Tanggung jawab dan praktik lain
3.      Tanggung jawab kepada klien
4.       Independensi, integritas, dan objektivitas 
5.      Tanggung jawab kepada rekan seprofesi

D.   Interpretasi Etika
Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.
Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai Interpretasi dan atau Aturan Etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk menggantikannya.

E.     Kasus Pelanggaran Etika Profesi Akuntansi

Kasus Suap SKK MIGAS Oknum BPK Kecipratan Uang Panas Rudi Rubiandini

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Aliran dana terdakwa Rudi Rubiandini disebutkan mengalir ke sejumlah pihak. Dalam persidangannya yang digelar di Pengadilan Tipikor Jakarta, Selasa (18/3/2014), terungkap bahwa uang panas mantan Ketua SKK Migas itu juga mengalir ke oknum di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Pengakuan itu disampaikan Deviardi saat bersaksi untuk terdakwa Rudi Rubiandini. Saat itu Jaksa Riyono berusaha mencecar Deviardi terkait adanya aliran dana sebesar 40 ribu dollar AS atau setara dengan Rp 400 juta kepada oknum di BPK.
"Saya juga nggak tahu, saya dikenalkan Pak Rudi, namanya Hairansyah. Untuk orang BPK dua kali 200-200," kata Deviardi. Sayangnya perihal aliran dana ke oknum di BPK ini tidak dijelaskan lebih lanjut oleh Deviardi.
Jaksa KPK pun tidak cukup dalam bertanya soal adanya aliran dana tersebut. Namun usai persidangan, Jaksa Riyono mengatakan bahwa aliran dana tersebut ada dalam berita acara Deviardi, sehingga ditanyakan jaksa penuntut umum.

"Itukan kaitannya dengan kantor SKK Migas. Semacam urusan audit dan lain-lain," kata Riyono.

Sebelumnya Deviardi mengakui diberi kepercayaan penuh Rudi Rubiandini untuk menyimpan uang pemberian dari pihak ketiga dan membayarkan keperluan Rudi. Sebagian uang pemberian itu disimpan Deviardi di rekening BCA miliknya dan safe deposit box CIMB Niaga.

F.      Pelanggaran Etika Profesi Akutansi yang dilanggar oleh OKNUM Anggota BPK

1.      Tanggung Jawab Profesi
OKNUM Anggota BPK tersebut tidak bertanggung jawab secara profesional dikarenakan OKNUM Anggota BPK tidak menjalankan tugas profesinya sebagai auditor pemerintah.

2.      Kepentingan Publik
OKNUM Anggota BPK tidak menghormati kepercayaan publik dan komitmen atas profesionalsime dalam menajalankan tugas profesinya sebagai auditor.

3.      Integritas
OKNUM Anggota BPK tidak dapat mempertahankan integritasnya sehingga terjadi benturan kepentingan (conflict of interest). Kepentingan yang dimaksud adalah kepentingan publik dan kepentingan pribadi dari OKNUM Anggota BPK itu.

4.      Objektivitas
OKNUM Anggota BPK tidak menjalankan prinsip Objektivitas dengan cara melakukan tindak ketidakjujuran secara intelektual.

5.      Kompetensi & kehati-hatian professional
Kompetensi dan kehati-hatian profesional tidak berjalan dengan baik karena adanya kecurangan dalam pelaporan dan tidak sesuai dengan laporan aslinya.

6.      Perilaku Profesional
OKNUM Anggota BPK berperilaku tidak baik dengan menerima aliran dana korupsi sehingga menyebabkan reputasi lembaga BPK menjadi buruk dan dapat mencemarkan nama baik lembaga BPK.

7.      Standar Teknis
Standar Teknis Akuntan Publik tidak menjalankan tugasnya yang sesuai pada etika profesi yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, Komparatemen Akutan Publik (IAI-KAP) diantaranya sebagai berikut :

a. Independensi, integritas, dan obyektivitas 
b. Standar umum dan prinsip akuntansi
c. Tanggung jawab kepada klien
d. Tanggung jawab kepada rekan seprofesi
e. Tanggung jawab dan praktik lain

G.   Analisis
Walaupun kasus dugaan ini baru muncul dalam persidangan dan perlu dibuktikan kebenarannya secara hukum. Namun persepsi publik akan menambah ketidak percayaannya kepada lembaga negara. Terlebih lagi dalam kasus ini melibatkan anggota BPK. BPK adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara.
Solusi dalam kasus tersebut adalah semua yang terlibat dalam kasus ini harus lebih mengutamakan kejujuran agar tidak terjadi kasus seperti ini. Dan bagi para pelaku yang sudah terbukti bersalah agar diberi hukuman sesuai dengan kesalahan yang diperbuat. Indonesia adalah negara hukum, maka dalam kasus ini hukum harus ditegakkan seadil-adilnya.

Sumber:
http://www.tribunnews.com/nasional/2014/03/18/oknum-bpk-kecipratan-uang-panas-rudi-rubiandini
https://nasional.tempo.co/read/news/2014/04/16/063571102/rudi-rubiandini-akui-terima-gratifikasi-rp-10-m
https://eggadiana.wordpress.com/2015/10/13/etika-profesi-akuntansi/

http://igoyogiisapoetra.blogspot.co.id/2015/01/kasus-pelanggaran-etika-profesi.html 

TASK 3 SOFTSKILL BAHASA INGGRIS BISNIS 1 "Cover Letter (Surat Lamaran) dan CV"

Nama : Adiza Larasati NPM  2B216913 Kelas : 3EB19 (Transfer) Tugas : Bahasa Inggris Bisnis 1 # (Tugas 3) A. Berikut ini adalah ...